BERKIBARNYA Bendera PMI di sejumlah titik di wilayah Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya ternyata membawa “angin sejuk” di tengah suasana panas akibat konflik kerusuhan antar dua kubu kontestan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lalu atas putusan Mahkamah Konstitusi.  Â
Pada saat kunjungan Kapolda Papua Tengah, didampingi jajaran Pemerintah, Polres bersama dan Pengurus PMI, tokoh agama (pendeta) Kabupaten Puncak Jaya ke pengungsian di Distrik Mulia, Kamis (19/02/2025), sejumlah pengungsi dari kedua kubu meminta kepada pemerintah dan aparat untuk memasang batas aman di wilayah konflik, agar dampaknya tidak menambah kerugian pada korban jiwa dan harta benda warga.
Warga menyampaikan kepada pemerintah dan aparat, agar PMI yang melaksanakan pemasangan batas aman tersebut, menandainya dengan Bendera PMI, karena dinilai PMI organisasi netral untuk melaksanakan misi tersebut.
Pernyataan warga pengungsi dari kedua kubu tersebut kemudian menjadi kesepakatan bersama. Esok harinya, Jumat (20/02/2025), Relawan didampingi Pengurus PMI dan Wakapolres Puncak Jaya, S. Ahmad dan aparat keamanan mulai memasang bendera PMI di sejumlah titik/lokasi yang dekat dengan permukiman warga. Tiang-tiang, pohon kayu dan bambu yang ada di sekitar lokasi dijadikan media untuk mengikat bendera PMI.
“Misi pemasangan bendera PMI sebagai tanda batas aman dari kerusuhan tidak juga berjalan dengan mulus, karena di lapangan dua kubu juga saling bersitegang menentukan dimana bendera PMI harus dipasangkan. Dari kubu ini menentukan di sini, sementara kubu lain inginnya di sini. Kami menunggu dahulu hingga tercapai mufakat. Akhir, setelah mufakat, kami didampingi Wakapolres Puncak Jaya pun memasang bendera pada lokasi-lokasi yang sudah disepakati tersebut,” papar Nelison.
Nelison Wonda mengungkapkan, dalam kondisi konflik, relawan harus senantiasa menjalankan misi kemanusiaann dengan tetap memegang teguh pada keselamatan diri. “Saver Acces atau keselamatan dalam menjalankan tugas tetap harus dijunjung tinggi. Namun kita harus selalu berupaya agar misi membantu sesama berjalan dengan baik dan lancar,” ungkapnya.
Berikut video aksi pemasangan Bendera PMI yang dilakukan bersama-sama antara PMI fan Polres Puncak Jaya.
Ketua PMI Provinsi Papua, Zakius Degei mengaku kagum dan bangga akan semangat para pengurus dan relawan PMI Puncak Jaya yang sigap dalam merespons konflik tersebut. “Luar biasa pengabdian pengurus dan relawan Puncak Jaya dalam menangani/merespons kerusahan yang terjadi bulan lalu itu. Saya atas nama Pengurus PMI Provinsi Papua menyatakan hormat dan bangga atas perjuangan rekan-rekan PMI Puncak Jaya,” ungkapnya.
Sebegai wujud apresiasi dan penghargaannya terhadap mereka, Zakius pun tinggal beberapa hari (27Â Februari – 4 Maret 2025) di lokasi terdampak kerusahan. Bahkan ia pun menyempatkan diri untuk mengunjungi para pengungsi di sejumlah titik, seraya mendistribusikan bantuan dukungan dari International Commite Red Cross (ICRC) melalui PMI Pusat.
“Kami pun dari PMI Provinsi dan Kabupaten Puncak Jaya, memberikan sedikti pemahaman kepada warga tentang PMI, tugas, peran dan fungsinya sebagai perhimpunan kepalangmerahan yang selama ini terus berupaya membantu meringankan penderitaaan masyarakat tanpa berpihak pada kelompok manapun, karean kami memilik Prinsip Dasar Gerakan yang selalu dijalankan dalam setiap mengemban tugas/misi kemanusiaan,” tandasnya.
Bentuk ucapan simpati juga disampaikan Ketua PMI Kabupaten Tolikara, Domiles Wanimbo. “Kami mengapresiasi setinggi-tingginya dan rasa hormat kepada Ketua PMI Provinsi Papua atas respons cepat dan kepedulian dalam menangani konflik di Mulia, Puncak Jaya, termasuk rekan Pengurus dan Relawan PMI Puncak Jaya. Dedikasi dan komitmen PMI dalam memberikan bantuan kemanusiaan di tengah situasi sulit adalah bukti nyata dari semangat kemanusiaan yang tak kenal lelah,” ujar Domines.
Ia berharap, upaya nyata PMI tersebut membuahkan dan membawa kedamaian bagi masyarakat terdampak. “Terima kasih atas kerja keras dan pengabdian yang luar biasa ini, terhatur dari kami seluruh jajaran Pengurus dan Relawan Tolikara,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu juga, Zakius menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya yang telah memberikan kepercayaan kepada PMI untuk turut terlibat langsung dalam menangani warga terdampak kerusuhan..
Hal senada juga disampaikan Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Morib juga turut hadir pada saat saat distribusi bantuan PMI ke lokasi pengungsian di Makodim, Polres, Alkitab pada Sabtu (08/03/2025) menyampaikan apreasiasi kepada PMI yang merespons cepat kondisi di Mulia tersebut. “Kami, atas nama pemerintah daerah mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas bantuan dari PMI untuk warga terdampak konflik di sini,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, pada Rabu (05/02/2025) Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah “memanas” akibat bentrok kedua kubu yang bertikai tersebut, sehingga menyebabkan ribuan warga yang mayoritas anak-anak serta kaum perempuan mengungsi. Kerusuhan tersebut juga meninggalkan duka bagi warga yang keluarganya mengalami luka-luka hingga meninggal dunia. Ditambah pula, beberapa diantara warga harus kehilangan tempat tinggalnya, karena hangus dibakar. Selanjutnya, pada 12 Februari 2025 aksi serang kembali terjadi, bahkan menambah beberapa korban jiwa (meninggal dunia dan luka-luka).
Jumat, 14 Februari 2025, bertempat di Posko Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) no. urut 01 dan 02 tepatnya di Lapangan Gereja Gidi Galelea, Kampung Muliambut dan kediaman Mendi Wonerengga Kampung Pagaleme dilaksanakan pertemuan antara Kapolda Papua Tengah masing-masing paslon. Acara tersebut dihadiri antara lain Pj. Bupati Puncak Jata, Yopi Morib, Ketua DPRD sementara Puncak Jaya, Kapolres Puncak Jaya, Dandim 1714/PJ, Danyon 112/DJ, Plh Sekda Puncak Jaya, Ketua Klasis Gidi Mulia, Ketua PMI Puncak Jaya, tokoh masyarakat dan tokoh agama Puncak Jaya.
Salah satu arah Kapolda, menyikapi saran dan masukan dari masing-masing massa pendukung, dibuat tanda pembatas palang merah (bendera PMI) di beberapa titik, sehingga seluruh aktivitas masyarakat lainnya dapat berjalan seperti biasa dan masing-masing kubu tidak melewati batas tersebut.
*** (Ditulis oleh : Autikarini Ambarwati, Kepala Markas PMI Provinsi Papua)